Label

Senin, 23 September 2013

KOMUNIKASI DAN BERGAUL DENGAN PESERTA DIDIK

I.     PENDAHULUAN

        Untuk dapat melaksanakan Program Kegiatan Peserta Didik ( PRODIK ) yang telah di susun bersama, Pembina Pramuka dalam satuan hendaklah menciptakan Komunikasi yang baik dan mengadakan pergaulan yang harmonis dengan Peserta Didik, dan sebagai anggota masyarakat kiranya menjadi kewajiban kita pula untuk mengadakan komunikasi dengan masyarakat sebagai faktor pendukung keberhasilan pendidikan yang kita laksanakan.


II.    MATERI POKOK
1.   Bergaul dalam Satuan Pramuka adalah segenap aktivitasi penyatupaduan antara kegiatan, Pembina dan Peserta didik, sehingga akan timbul hubungan timbal balik yang bermanfaat antara kegiatan  - pembina - peserta didik yang saling mempengaruhi sehingga akan tercapainya kesuksesan.

2.   Dengan adanya komunikasi yang baik, antara Pembina dengan Peserta didik akan dapat menghilangkan rintangan - rintangan komunikasi mencegah kesalahpengertian, dan mengembangkan pembentukan sikap.  Lebih lanjut komunikasi dan bergaul bertujuan untuk menggiatkan peserta didik terlibat dalam kegiatan dengan semangat kerja sama yang tinggi dan dilaksanakan dengan senang hati.

3.   Prinsip - prinsip hubungan insani/Pergaulan
a.   adanya sinkronisasi antara tujuan Program Peserta Didik (Youth Program) dengan tujuan pribadi peserta didik dalam satuan Pramuka.
b.   terciptanya suasana kerja yang menyenangkan.
c.   adanya informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
d.   peserta didik ditempatkan sebagai subjek.
e.   mengembangkan kemampuan para anggota sampai tingkat yang maksimal.
f.    adanya tugas - tugas yang menarik dan menantang.
g.   adanya alat perlengkapan yang cukup.
h.   setiap anggota difungsikan menurut keahlian dan kecakapannya.
i.    diberikan penghargaan saat anggota berprestasi.







Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi

Solusi mengatasi hambatan
Dari Pihak Peserta Didik (komunikan)
a.    Peserta didik malu menyampaikan permasalahan, ide, pikiran, dll., tetapi ia diam (introvert).
b.    Peserta didik terlalu banyak menyampaikan permasalahan.
c.    Ada peserta didik yang terlalu mendominasi komunikasi (dominator)
d.    Peserta didik yang selalu mencela orang lain.
e.    Peserta didik yang tidak menyampaikan permasalahan, ide, pikirannya, dll. tetapi selalu menggerutu, atau bersungut-sungut.
f.     Peserta menganggap informasi Pembina tidak perlu.
  
Untuk Peserta Didik

a.    menempatkan diri Pembina tidak lebih tinggi dari peserta didik,
b.    berkomunikasi dengan saling menghargai (yang muda mengormati yang tua – yang tua menyayangi yang muda)
c.    mendorong mereka untuk berani menyampaikan masalahnya, mengingatkan kepada peserta didik lain agar tidak mentertawakan pendapat orang lain.
d.    Bagi para dominator di rem, agar tidak terlalu banyak yang dibicarakan, kita ajari mereka bagaimana berbicara efektif.
e.    Bungkus “pesan” yang akan disampaikan secara menarik.
Dari Pihak Pembina (Komunikator)
a.    Pembina membuat jarak pergaulan
b.    Kurang percaya diri/rendah diri
c.    Kurang menguasai masalah
d.    Kurang memiliki keterampilan berbicara/berkomunikasi
e.    Terlalu percaya diri (menganggap dirinya sendiri yang selalu benar)
f.     Sombong/angkuh/selalu membanggakan dirinya/merasa paling pandai...paling mengerti...paling hebat
g.    Selalu mengikuti kehendak orang lain (walaupun orang tersebut salah)
h.    Sulit berbicara/sering gagap/sering kehilangan sesuatu yang ingin dikemukakan
i.      Ingin berbicara terus-menerus, tidak memberi kesempatan peserta didik untuk memberikan respon.
j.     Memaksakan kehendak.
k.    Meremehkan orang lain.
l.     Menjadikan orang lain sebagai objek.
Untuk Pembina

a.    Bergaul seperti halnya adik-kakak/orang tua dan anak – untuk Siaga
b.    Kuasai masalahnya sebelum menyampaikan pesan.
c.    Buat suasana jangan terlalu formal.
d.    Pelajari joke-joke
e.    Jangan merasa lebih tinggi dengan siapapu yang diajak bicara.
f.     Jangan menceriterakan diri anda terus-menerus.
g.    Jangan menceriterakan hal-hal sampai berkali-kali.
h.    Jadilah orang yang punya pendirian, jangan membebek.
i.      Tarik nafas dalam-dalam, tenangkan jiwa, bayangkan apa yang mau dibicarakan, barulah bicara.
j.     Tahu diri, bila sebenarnya anda adalah orang yang membosankan, berilah kesempatan pada orang lain untuk bicara.
k.    Memaksakan kehendak itu sifat para tirani, tetapi bila anda memang benar menurut norma agama,susila, hukum, etika – buatlah lawan bicara anda menyadari, setidaknya mendengarkan dengan baik apa yang anda bicarakan.
l.      Jangan berbicara muluk-muluk lebih-lebih pada orang yang pendidikannya, pengalamannya lebih banhyak.
m.  Jangan meremehkan pendapat orang lain. Nabi bersabda, ”Hikmah itu darimana saja datangnya ambillah”.
n.    Orang lain harus dianggap sebagai subjek, setara dengan kita.

Dari suasana lingkungan
a.    Gaduh
b.    Lalu-lalang
c.    Ada objek lain yang lebih menarik
   
Kondisi dan Lingkungan
a.    Carilah tempat yang lebih baik, apabila pembicaraan tersebut sangat penting.
b.    Minimalisir atau jauhkan objek yang lebih menarik yang mengganggu komunikasi anda.

   
5.  Hakekat Berkomunikasi
    a. Pergaulan akan dapat terjadi bilamana antara Pembina Pramuka dengan peserta didik selalu terjalin komunikasi yang baik.
 b.      Untuk dapat berkomunikasi dengan baik hendaknya harus tercipta suasana :
1) Egaliter atau kesetaraan
2) Bersikap sopan dan santun
3) Saling belajar menepati janji (Bagi Pembina – Bawalaksana), sehingga saling mempercayai.
4) tahu berterima kasih
5) menghargai waktu
6) tutur kata jelas baik suara maupun makna (tidak ambigus atau mendua arti)
7) ramah, saling bersahabat – sehingga orang tida merasa ada tekanan ketika kan mengemukakan pendapat.
 8) tidak merasa paling tahu, paling bisa, paling hebat
 9) memberi kesempatan dan melatih pserta didik agar semuanya tidak malu mengemukakan pendapatnya.
10) menegur atau memberi kritik dengan bijaksana (sistem PIN – kemukakan positifnya dulu – interpretasikan masalah sebenarnya sehingga tanpa disadari yang dikritik tau kesalahannya. Apabila sampai di sini belum juga mengerti baru dikemukakan kesalahannya atau negatifnya).
 11). Berusaha sekuat/sedapat mungkin tidak memotong pembicaraan orang lain.
12). Bagi seorang yang dominator – serang dengan pembicaraan atau permasalahan yang diperkirakan ia tidak bisa menjawabnya, sehingga tidak merasa paling tahu.

c. Dengan adanya komunikasi yang baik antara Pembina dengan peserta didik, akan tercipta :
1)   suasana persaudaraan yang erat.
2)   timbulnya  saling mempercayai
3)   mempelancar proses kegiatan yang sedang dilaksanakan
4)   akan terjadi proses saling menerima dan memberi
5)   masalah - masalah yang munjul pada proses kegiatan akan dapat dengan mudah teratasi

6.    Kemampuan berkomunikasi dan bergaul kiranya tidak hanya harus dimiliki oleh Pembina Pramuka saja, tetapi hendaknya dimiliki pula oleh peserta didik karena Pramuka pada hakekatnya merupakan "agent of change" / agen pembaharuan selama hayatnya.

7.    Ranah-ranah perubahan yang diharapkan dari hasil komunikasi yang baik:

·               Pramuka Siaga                      keluarga
·               Pramuka Pengalang       keluarga & masyarakat lingkungannya
·               Pramuka Penegak       
                                        Keluarga & masyarakat luas
·               Pramuka Pandega

Dalam hal  ini Pembina Pramuka harus dapat menjadi contoh bagi peserta didiknya dalam berkomunikasi dan bergaul, karena dalam proses pendidikan kepramukaan Peserta didik cendrung meniru Pembinanya.
       
8.    Titik tekan pergaulan/komunikasi antara Pembina dengan peserta didik berdasarkan golongan

 

SIAGA


Ing ngarso sung tulodo






IM + T

PENGGALANG


Ing madyo mangun Karso



Ing ngarso sung tulodo + Tut wuri handayani

PENEGAK






Tut Wuri Handayani

PANDEGA





Tut wuri handayani

III.   PENUTUP
       Kemampuan bergaul yang ditunjang oleh kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang Pembina Pramuka akan mewarnai kepemimpinannya dan pengelolaan satuan yang menjadi binaanya.


KEPUSTAKAAN
1.    Decker, Bert.  Seni Berkomunikasi.  Menjalin Hubungan lebih Harmonis Antar Perorangan dalam Bisnis.  Binarupa Anksara.  Jakarta, 1990.
2.    Viscott, David, MD.  Mendewasakan Hubungan Antar Pribadi.  Kanisus.  Yogyakarta, 1992.
1.     Partowisastro, Koestoer H. S.Psy.  Bimbingan Penyuluhan. Erlangga.   
      Jakarta, 1985.
2.    Steven R. Covey,2005, The 8 Habit, from effectiveness to Greatness, Free Press, New York,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar